Dengan nikmat-Nya, Allah menjadikan setiap bagian pada diri anak Adam sebagai alat untuk suatu kegiatan, yang jika dipergunakan menurut, kegunaannya, maka itulah kesempurnaannya. Mata sebagai alat untuk melihat, telinga sebagai alat untuk mendengar, hidung untuk mencium, lidah untuk berbicara, kemaluan untuk pernikahan, tangan untuk memegang, kaki untuk berjalan, hati untuk ma'rifat dan tauhid, ruh untuk cinta, akal untuk berfikir dan mempertimbangkan akibat diri segala urusan baik agama maupun keduniawian, mementingkan apa yang harus dipentingkan dan meremehkan maka yang harus diremehkan
Orang yang paling merugi adalah orang yang paling sibuk dengan urusan diri sendiri dan melalaikan Allah. Dan yang lebih merugi ialah orang yang sibuk dengan urusan manusia dan melalaikan diri sendiri. Di dalam As-Sunnah disebutkan dari hadits Abu Said Al-Khudry, dia memarfu'kannya : "Jika anak Adam memasuki waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya tunduk kepada lidah serasa berkata, "Bertaqwalah kepada Allah karena kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kamipun ikut lurus dan jika engkau bengkok, maka kamipun ikut bengkok". (Tolong lihat kenmbali Farwaidul Farwaid Bab XI//Sub Bab Tentang Hikmah Allah Pada Anggota Tubuh Manusia).
Allah mempunyai perintah, larangan, nikmat, kenikmatan dan manfaat dalam setiap anggota tubuh manusia.. Jika dia menjalankan semua anggota tubuh berdasarkan perintah-Nya, menjauhkannya diri Iarangan-Nya, berarti ia telah mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya dan berusaha menyempurnakan pemanfaatannya.. Jika dia mengabaikan perintah Allah dan larangan-Nya yang berkaitan dengan anggota tubuh itu, berarti ia telah mengabaikan pemanfaatannya, yang bisa menjadi sebab penderitaan dan mudaratnya. (Idem/Sub Bab tentang : Kewajiban Anggota Tubuh).
Berfirman Allah dalam Al Qur'an :
"Bukankah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua bibir." (QS. Al-Balad : 8-9)
Tubuh dengan segala atributnya merupakan sekian diri nikmat Allah yang tidak terhitung banyaknya.. Oleh karena itu, kita wajib mensyukuri semua itu dengan cara :
1 . Mengakui dalam hati bahwa Allah satu-satunya pemberi nikmat.
2. Memuji Allah melalui lisan kita.
3. Menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang diperintahkan dan diridhoi Allah serta meninggalkan hal-hal yang dilarang din dimurkai-Nya).
(Lihat Mukhtasor Minhajul Qosidin hal.535)
AI-Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata : "Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa’ala tidak menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia atau dibiarkan begitu saja.. Ia menjadikan mereka dimuka bumi ini untuk menjalankan tugas dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.. Ia mewajibkan mereka untuk memahami hal yang dibimbing-Nya (Shirotol Mustaqim) baik secara garis besar maupun terperinci. Allah membagi para makhluk-Nya menjadi dua golongan, yakni orang yang sengsara dan orang yang bahagia.. Masing¬-masing golongan diberi-Nya tempat menetap (neraka jahannarn dan surga yang penuh kenikmatan). Allah anugerahkan pada mereka organ-organ tubuh untuk menerima ilmu dan beramal, berupa hati, telinga, mata dan anggota tubuh lainnya sebagai suatu nikmat dan keutamaan dari-Nya. Barang siapa menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk taat kepada-¬Nya dan untuk berjalan menempuh ma'rifat-Nya sesuai dengan yang Allah tunjukkan dan ia tidak menginginkan jalan yang bengkok, maka ia berarti telah menjalankan syukur atas nikmat-nikmat yang diterimanya. Sebaliknya barang siapa menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk kepuasan pribadi dan syahwatnya serta tidak memperhatikan hak pencipta-¬Nya, maka ia menjadi orang yang rugi ketika ia ditanya akan segala nikmat yang diterimanya dan sedih selama-larnanya. Sesungguhnya semua pasti akin dihisab, sebagaimana firman Allah :
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan ditanya (dimintai pertanggungan jawabnya)". (QS. AI-Israa: 36)
(Mawaridul Aman hal 30 atau lkhtsatul Lahafan Muqoddimah)
Termasuk juga nikmat anggota tubuh yang patut disyukuri dan juga kita jaga adalah kepala dan perut, sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas'ud yang marfu' : "Malu terhadap Allah adalah menjaga kepala dan apa yang ia muat dan menjaga perut dan apa yang dihimpun".
(Hasan Lighoirihi lihat Al-lqodh hal 174 din Al-Haya' hal 8)
Menjaga kepala dan apa yang dia muat termasuk didalamnya menjaga pendengaran, penglihatan dan lisan dari perkara-perkara yang haram. Menjaga perut dan apa yang is kandung, termasuk didalamnya menjaga hati dari terus-menerus diatas apa yang diharamkan oleh Allah.
Allah sebagai pencipta adalah Yang Maha Mampu menjaga ciptaan-Nya. Adapun penjagaan Allah terhadap hamba-Nya di dunia adalah dengan menjaga maslahat-maslahatnya, menjaga badannya, anak-anaknya, keluarga dan hartanya.
Allah berfirman :
"Dan ayahnya adalah seorang yang sholih". (QS. AI-Kalhfi : 82)
Al-Hafidh Ibnu Katsier berkata : "Padanya ada dalil yang menunjukkan bahwa seorang yang sholih akan menjaga dan memperhatikan keturunannya. Dan berkah ibadahnya akan mengenai mereka di dunia dan di akherat".
Orang yang menjaga Allah di masa mudanya dan ketika kuatnya, niscaya Allah akin menjaganya ketika tua din lemanhnya. Diantara para ulama ada yang berumur lebih diri 100 tahun, tetapi dia masih kuat dan cerdas. Dan dia pernah melompat dengan hebat pada suatuu hari, maka orang-orang menyalahkannya karena perbuatan tersebut. Maka ia berkata : "Ini adalah anggota tubuh yang kami jaga dari maksiat ketika kecil, maka Allah menjaganya ketika tua".
"Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan telingaku, dari kejatan mataku, dari kejelekan lisanku, dari kejahatan hatiku dan dari kejahatan maniku". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad). Allahu A'lamu bisshowab.
Orang yang paling merugi adalah orang yang paling sibuk dengan urusan diri sendiri dan melalaikan Allah. Dan yang lebih merugi ialah orang yang sibuk dengan urusan manusia dan melalaikan diri sendiri. Di dalam As-Sunnah disebutkan dari hadits Abu Said Al-Khudry, dia memarfu'kannya : "Jika anak Adam memasuki waktu pagi, maka seluruh anggota tubuhnya tunduk kepada lidah serasa berkata, "Bertaqwalah kepada Allah karena kami bergantung padamu. Jika engkau lurus, kamipun ikut lurus dan jika engkau bengkok, maka kamipun ikut bengkok". (Tolong lihat kenmbali Farwaidul Farwaid Bab XI//Sub Bab Tentang Hikmah Allah Pada Anggota Tubuh Manusia).
Allah mempunyai perintah, larangan, nikmat, kenikmatan dan manfaat dalam setiap anggota tubuh manusia.. Jika dia menjalankan semua anggota tubuh berdasarkan perintah-Nya, menjauhkannya diri Iarangan-Nya, berarti ia telah mensyukuri nikmat Allah yang dilimpahkan kepadanya dan berusaha menyempurnakan pemanfaatannya.. Jika dia mengabaikan perintah Allah dan larangan-Nya yang berkaitan dengan anggota tubuh itu, berarti ia telah mengabaikan pemanfaatannya, yang bisa menjadi sebab penderitaan dan mudaratnya. (Idem/Sub Bab tentang : Kewajiban Anggota Tubuh).
Berfirman Allah dalam Al Qur'an :
"Bukankah kami telah memberikan kepadanya dua buah mata, lidah dan dua bibir." (QS. Al-Balad : 8-9)
Tubuh dengan segala atributnya merupakan sekian diri nikmat Allah yang tidak terhitung banyaknya.. Oleh karena itu, kita wajib mensyukuri semua itu dengan cara :
1 . Mengakui dalam hati bahwa Allah satu-satunya pemberi nikmat.
2. Memuji Allah melalui lisan kita.
3. Menggunakan nikmat tersebut dalam hal-hal yang diperintahkan dan diridhoi Allah serta meninggalkan hal-hal yang dilarang din dimurkai-Nya).
(Lihat Mukhtasor Minhajul Qosidin hal.535)
AI-Imam Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata : "Sesungguhnya Allah Subhanahu waTa’ala tidak menciptakan makhluk-Nya dengan sia-sia atau dibiarkan begitu saja.. Ia menjadikan mereka dimuka bumi ini untuk menjalankan tugas dan melaksanakan perintah-perintah-Nya.. Ia mewajibkan mereka untuk memahami hal yang dibimbing-Nya (Shirotol Mustaqim) baik secara garis besar maupun terperinci. Allah membagi para makhluk-Nya menjadi dua golongan, yakni orang yang sengsara dan orang yang bahagia.. Masing¬-masing golongan diberi-Nya tempat menetap (neraka jahannarn dan surga yang penuh kenikmatan). Allah anugerahkan pada mereka organ-organ tubuh untuk menerima ilmu dan beramal, berupa hati, telinga, mata dan anggota tubuh lainnya sebagai suatu nikmat dan keutamaan dari-Nya. Barang siapa menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk taat kepada-¬Nya dan untuk berjalan menempuh ma'rifat-Nya sesuai dengan yang Allah tunjukkan dan ia tidak menginginkan jalan yang bengkok, maka ia berarti telah menjalankan syukur atas nikmat-nikmat yang diterimanya. Sebaliknya barang siapa menggunakan nikmat-nikmat tersebut untuk kepuasan pribadi dan syahwatnya serta tidak memperhatikan hak pencipta-¬Nya, maka ia menjadi orang yang rugi ketika ia ditanya akan segala nikmat yang diterimanya dan sedih selama-larnanya. Sesungguhnya semua pasti akin dihisab, sebagaimana firman Allah :
"Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan ditanya (dimintai pertanggungan jawabnya)". (QS. AI-Israa: 36)
(Mawaridul Aman hal 30 atau lkhtsatul Lahafan Muqoddimah)
Termasuk juga nikmat anggota tubuh yang patut disyukuri dan juga kita jaga adalah kepala dan perut, sebagaimana dalam hadits Ibnu Mas'ud yang marfu' : "Malu terhadap Allah adalah menjaga kepala dan apa yang ia muat dan menjaga perut dan apa yang dihimpun".
(Hasan Lighoirihi lihat Al-lqodh hal 174 din Al-Haya' hal 8)
Menjaga kepala dan apa yang dia muat termasuk didalamnya menjaga pendengaran, penglihatan dan lisan dari perkara-perkara yang haram. Menjaga perut dan apa yang is kandung, termasuk didalamnya menjaga hati dari terus-menerus diatas apa yang diharamkan oleh Allah.
Allah sebagai pencipta adalah Yang Maha Mampu menjaga ciptaan-Nya. Adapun penjagaan Allah terhadap hamba-Nya di dunia adalah dengan menjaga maslahat-maslahatnya, menjaga badannya, anak-anaknya, keluarga dan hartanya.
Allah berfirman :
"Dan ayahnya adalah seorang yang sholih". (QS. AI-Kalhfi : 82)
Al-Hafidh Ibnu Katsier berkata : "Padanya ada dalil yang menunjukkan bahwa seorang yang sholih akan menjaga dan memperhatikan keturunannya. Dan berkah ibadahnya akan mengenai mereka di dunia dan di akherat".
Orang yang menjaga Allah di masa mudanya dan ketika kuatnya, niscaya Allah akin menjaganya ketika tua din lemanhnya. Diantara para ulama ada yang berumur lebih diri 100 tahun, tetapi dia masih kuat dan cerdas. Dan dia pernah melompat dengan hebat pada suatuu hari, maka orang-orang menyalahkannya karena perbuatan tersebut. Maka ia berkata : "Ini adalah anggota tubuh yang kami jaga dari maksiat ketika kecil, maka Allah menjaganya ketika tua".
"Ya Allah sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan telingaku, dari kejatan mataku, dari kejelekan lisanku, dari kejahatan hatiku dan dari kejahatan maniku". (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i dan Ahmad). Allahu A'lamu bisshowab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar