Pada saat menuntut ilmu melalui kajian – kajian, seringkali kita mendengar sebuah hadits yang sekilas hadits tersebut sulit untuk difahami. Salah satu contoh haditsnya adalah:
“ Barangsiapa yang senang dilapangkan rizki-nya dan dipanjangkan usianya, maka hendaklah dia menyambung tali silaturrahim.” [HR. Al Bukhari, no. 5986 yang dinyatakan shahih oleh Imam Al Baghawi dalam kitab beliau Syarhus Sunnah, XIII / 16 – 18]
Jika kita mendengarnya, maka kita akan sulit memahami makna dari hadits tersebut. Kenapa sulit…? Tentu saja, karena kita memahaminya dengan akal kita. Andai kita mengikuti bimbingan ulama’ dalam memahami makna hadits itu, tentu akan mudah mendapati keSHAHIHannya…
Sepintas setelah mendengar hadits tersebut, tentu dalam benak kita akan mengatakan,” Lho, bukannya umur seseorang sudah ditetapkan Allah ya… Dan umur terebut tidak akan bias bertambah dan berkurang bukan…? Lha kok bias usia kita bertambah karena silaturrahim…?”
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, telah ada 2 ulama ahlus sunnah yaitu Asy Syaikh Al Albaniy dan Asy Syaikh Muhammad ibnu Shalih al ‘Utsaimin –semoga Allah merahmati mereka- yang menjelaskan…
Asy Syaikh al Albaniy berkata:
“Hadits tersebut sangat jelas menegaskan bahwa silaturrahim adalah sebab bertambahnya rezeki dan panjang umur. Namun hal ini tidak meniadakan bahwa rezeki dan umur itu telah ditentukan DENGAN ADANYA SEBAB. Tidakkah kalian perhatikan bahwa masuk surga dan neraka juga telah ditentukan Allah sebelumnya…? Toh demikian, masuk surga dan neraka itu juga terkait adanya sebab, YAITU SEBAB KEIMANAN DAN KEKUFURAN. Jadi maksudnya, silaturrahim itu berfungsi sebagai sebab bertambahnya umur manusia sebagaimana keimanan dan kekufuran berfungsi sebagai sebab masuk surga atau neraka. Perhatikanlah tafsiran ini, maka Allah ta’ala akan mencukupkanmu dari berbagai tafsiran yang menyesatkan.” [dikutipkan dari Ta’liq Mukhtashor Muslim al Mundziri halaman 466, Shahih Al Adabul Mufrad hlm. 40, Silsilah Adh Dha’ifah XI/514, dan Mukhtashor Al Bukhari II/21]
Sedangkan fuqoha’ abad ini, Asy Syaikh Muhammad ibnu Shalih al ‘Utsaimin menjelaskan:
“ Hadits tersebut sama sekali tidak bertentangan dengan dalil – dalil yang menunjukkan bahwa umur manusia telah ditentukan, karena maksud Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah anjuran untuk menjalin silaturrahim. Anehnya banyak para ulama yang menganggap rumit masalah ini, padahal perkaranya tidaklah demikian. Ketahuilah bahwa Allah ta’ala menjadikan adanya segala sesuatu itu karena adanya sebab! Sebagaimana Allah menjadikan amal shalih itu sebagai sebab masuk surga, sementara hal (masuk surga) itu telah ditetapkan. Maka, demikian pula Allah menjadikan silaturrahim itu sebagai sebab bertambahnya umur, padahal hal (bertambahnya umur)itu telah ditetapkan.
Contohnya saja: jika ada orang yang mempunyai umur 50 tahun, apabila dia silaturrahim maka umur dia akan jadi 55 tahun. Apakah ini bertentangan…? Tentu tidak bertentangan, karena usia 55 tahun itu sendiri merupakan keketapan Allah sebelumnya bahwa orang tersebut akan bersilaturrahim…!
Contoh lainnya: jika saya mengatakan,” Barangsiapa yang ingin memiliki anak, maka hendaknya dia menikah. “ ini adalah anjuran untuk menikah, karena tidak akan mungkin punya anak jika tidak menikah. Akan salah, jika orang mengatakan,” Kalo memang Allah mentakdirkanmu untuk punya anak, nanti juga aka nada walaupun tanpa kamu menikah…”
Jadi sungguh tidak ada pertentangan, sekalipun sekilas mungkin tampak bertentangan.” [dikutip dari kitab Syarah Bulughul Maram, Kitabul Jami’ kaset 3B]
…..
Nah, sekarang menjadi jelas bukan…bahwa silaturrahim akan menyebabkan rezeki dan umur kita bertambah. Lantas, tunggu apalagi…? Segeralah bersilaturrahim…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar