Oleh
Redaksi Majalah Salafiyah Al-Ashalah
Musuh-musuh Islam dan orang-orang bodoh yang mengikuti mereka, berusaha menggambarkan bahwa hakikat permusuhan kita melawan Yahudi hanyalah permusuhan memperebutkan wilayah perbatasan, permasalahan pengungsi dan sumber air. Dan permusuhan seperti ini mungkin diselesaikan dengan cara hidup berdamai dan mengganti para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal dengan tempat tinggal baru, serta memperbaiki kondisi kehidupan mereka, menempatkan mereka di berbagai wilayah, dan mendirikan pemerintahan sekuler yang hidup dibawah kaki tangan Yahudi ; yang menjadi dinding keamanan bagi negara Yahudi.
Tidaklah mereka semuanya mengetahui, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi adalah permusuhan yang terjadi semenjak dahulu kala, semenjak pemerintahan Islam pertama berdiri di Madinah Al-Munawarah dengan pimpinan Rasul (utusan Allah) untuk seluruh manusia yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada kita tentang hakikat kedengkian Yahudi dan permusuhan mereka terhadap umat Islam, umat Tauhid.
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik ….” [Al-Ma’idah : 82]
Lihatlah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan Yahudi daripada orang-orang musyrik dalam permusuhan (terhadap umat Islam), padahal millah/kepercayaan orang kafir adalah satu, hanya saja mereka berbeda-beda tingkatan dalam permusuhan mereka terhadap umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka …” [Al-Baqarah : 120]
Semenjak awal kali kaum muslimin menghirup udara Islam : Orang-orang Yahudi telah melakukan permusuhan terhadap umat Islam dan Nabi mereka Shallalahu ‘alaihi wa sallam. Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak luput dari gangguan orang-orang Yahudi. Mereka telah berusaha membunuh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiga kali, (Pertama) mereka berusaha menimpakan batu ke kepala Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, (Kedua) mereka meletakkan racun dalam (makanan) yaitu paha kambing, (Ketiga) ketika Labid bin Al-Asham Al-Yahudi –semoga laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala ditimpakan kepadanya- menyihir Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Inilah dia Amerika membekali orang-orang Yahudi dengan senjata tercanggih yang menghancurkan ; untuk membunuh anak-anak, wanita, orang tua penduduk Palestina yang beragama Islam, dan mereka menyibukkan dunia dengan pemilihan umum Amerika untuk menutup-nutupi korban-korban pemubunuhan yang dilakukan Yahudi terhadap penduduk Palestina yang muslim.
Inilah dia Inggris, membekali Yahudi dengan senjata penghancur yang menyebabkan korbannya terbunuh mengerikan, senjata yang menghentikan gerakan pemuda Palestina ; maka umat Islam ini adalah sasaran yang dituju oleh Yahudi dan penolong-penolongnya, baik pemudanya, para orang tua, anak-anak, dan para wanita.
Dan inilah penolong-penolong Yahudi, memalingkan umat dari luka-luka yang diderita penduduk Palestina yang muslim, menutupi kejahatan-kejahatan yang dilakuakn Yahudi dengan mengadakan acara-acara pertandingan-pertandingan olah raga, dan pertunjukan-pertunjukan yang menghilangkan kesadaran umat serta menidurkan mereka.
Apakah kaum muslimin tidak mengetahui, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi adalah permusuhan aqidah, permusuhan budaya, permusuhan peradaban, permusuhan yang tidak akan dapat dihilangkan begitu saja ?!
Bukankah Yahudi telah membakar Masjidil Aqsa ? Bukankah mereka telah membuat lubang dibawah Masjidil Aqsa, agar Masjid Aqsa runtuh dengan sendirinya? Bukankah mereka telah membunuh kaum muslimin ketika sujud di bulan Ramadhan di Masjid Al-Khalil ?! Bukankah mereka telah membelah perut-perut wanita-wanita yang hamil, dan membunuh anak-anak yang masih menyusui, dan membakar tumbuh-tumbuhan maupun bangunan ?!
Bukankah orang-orang Yahudi berusaha merubah masjid-masjid di Palestina menjadai kafe-kafe minuman keras dan tempat perjudian ?! Bukankah mereka telah menjadikan sebagian masjid-masjid itu sebagai kandang-kandang binatang ternak dan tempat penimbunan sampah?
Lalu tiba-tiba ada yang menyatakan : Sesungguhnya permusuhan kita dengan Yahudi hanyalah permusuhan dalam memperebutkan wilayah perbatasan[1], dan jalan penyelesaiannya adalah : Mendirikan negara Palestina kecil, ibu kotanya di Al-Quds Asy-Syarif, supaya [pemeluk tiga agama (Islam, Kristen dan Yahudi) hidup (bersama) –demikianlah yang mereka kira-. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa agama yang diridhoi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala hanyalah Islam ?! Atau apakah mereka tidak mengetahui bahwa nabi Ibrahim ‘Alaiahis Salam berlepas diri dari Yahudi dan Nashara disebabkan kesyirikan dan penyembahan berhala yang mereka lakukan?
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan orang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif/lurus lagi muslim/berserah diri (kepada Allah) dan sekal-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” [Ali-Imran : 67]
Sesungguhnya penyelesaian yang dipahami orang-orang Yahudi adalah Jihad –dengan menegakkan syarat-syarat jihad- untuk menegakkan kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang-orang Yahudi tidak akan pernah menginginkan perdamaian, yang mereka inginkan hanyalah umat Islam menyerah, ruku’ dan menghinakan diri kepada mereka, dan menghapuskan makna Jihad dari kamus kaum muslimin, dan juga yang mereka inginkan hanyalah agar umat Islam menjadi budak Yahudi dan pekerja serta pegawai mereka, yang mana orang Yahudi memukul umat Islam dengan sandal-sandal mereka, dan menggiring umat Islam dengan cemeti mereka kapan saja mereka kehendaki.
Sesungguhnya hakekat permusuhan kita dengan Yahudi tidak akan berakhir dengan didirikannya negara kecil yang membawa syiar Islam, namun tidak menegakkan syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bagaimana permusuhan ini bisa berakhir ! Sedangkan kaum muslimin membaca dalam shalatnya 17 kali sehari.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nashara)” [Al-Fatihah : 7]
Yang dimaksud “mereka yang dimurkai” dalam ayat diatas adalah Yahudi, sedangkan yang dimaksud “orang-orang yang tersesat” adalah Nashara, sesuai kesepakatan ahli tafsir hingga hari kiamat. Maka peperangan yang menentukan, yang akan memusnahkan orang-orang Yahudi akan terjadi kelak, suatu hal yang tidak bisa dihalangi : Peperangan iman, peperangan dalam rangka (ibadah) karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kaum muslimin memerangi Yahudi, dan kaum muslimin akan membunuh mereka, hingga orang Yahudi bersembunyi dibelakang batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Wahai muslim! Wahai Abdullah ! Ini ada orang Yahudi dibelakangku kemarilah, bunuhlah ia kecuali pohon Ghorqod, sesungguhnya pohon ini adalah pohon orang Yahudi” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Ini adalah janji yang benar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berbicara dari hawa nafsu, janji yang akan memastikan akhir permusuhan (umat Islam) melawan Yahudi, tidak sebagaimana gambaran surat-surat kabar yang tersesat dan menyesatkan.
[Majalah Al-Ashalah edisi 30, hal.5-6, Penerjemah Abu Hasan Arif]
[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 15 Th III Rajab 1426H/Agustus 2005M, Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya, Jl Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya]
_______
Footnote
[1]. Mahmud Abdul Halim (salah seorang murid generasi pertama Hasan Al-Banna –pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir) membuat pasal pembahasan dengan judul “Fi Qadhiyyatul Filistin” (Tentang Permasalahan Palestina) dalam kitabnya yang berjudul “Al-Ikhwan Al-Muslimun Ahdats Sona’at At-Tarikh”, ia menceritakan tentang Lajnah Amerika Inggris dalam perkara Palestina, dimana Hasan Al-Banna menghadiri rapat dengan lajnah itu dan menyampaikan ceramahnya.
Hasan Al-Banna berkata :
“Hal yang ingin saya sampaikan adalah hal yang sederhana dari sisi agama, karena hal ini terkadang tidak dimengerti oleh dunia Barat, oleh karena itu saya ingin menjelaskannya secara ringkas : Saya tegaskan, bahwa permusuhan kita terhadap Yahudi bukanlah permusuhan agama, karena Al-Qur’an menganjurkan persaudaraan dan menjalin pershabatan dengan mereka, dan agama Islam adalah syari’at insaniyyah (syari’at manusia) sebelum menjadi syari’ah kaumiyyah (syariat suatu kaum), agama Islam juga memuji mereka, dan menjadikan kesepakatan antara kita dengan mereka.
“Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik” [Al-Ma’idah : 46]
Ketika Al-Qur’an memuat masalah Yahudi, Al-Qur’an hanya membicarkan dari sisi ekonomi dan undang-undang, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Maka disebabkan kezaliman orang-oran Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka” [An-Nisa : 160]
Demikian pula DR Yusuf Al-Qardhawi mengatakan :
“Sesungguhnya kami tidak memerangi kalian (Yahudi) lantaran aqidah Yahudi yang kalian anut, dan bukan pula lantaran bangsa kalian adalah bangsa Yahudi” (Majalah Al-Bayan edisi 124, lihat kitab Al-Qardhawi Fil Mizan hal. 218, -pent)
Asy-Syaikh Salim bin Id Al-Hilali –hafidhaullah- memberi komentar terhadap perkataan Al-Banna diatas dengan mengatakan : “Sesungguhnya perkataan Al-Banna menghancurkan dan bukannya membangun ; menghancurkan puluhan ayat Al-Qur’an yang menunjukkan dengan dalil yang pasti bahwa permusuhan terhadap Yahudi adalah permusuhan agama, diantara ayat-ayat itu adalah.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu” [An-Nisa : 101]
“Artinya : Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” [Al-Maidah : 82]
“Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka” [Al-Baqarah : 120]
“Artinya : Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang ) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jiyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” [At-Taubah : 29]
Sesungguhnya Yahudi adalah manusia yang paling memusuhi orang yang beriman, dan mereka adalah makhluk yang paling jahat. (Lihat kitab Al-Jama’at Al-Islamiyyah Di Dhauil Kitab was Sunnah …., karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilali, hal. 284-285, -pent)
Redaksi Majalah Salafiyah Al-Ashalah
Musuh-musuh Islam dan orang-orang bodoh yang mengikuti mereka, berusaha menggambarkan bahwa hakikat permusuhan kita melawan Yahudi hanyalah permusuhan memperebutkan wilayah perbatasan, permasalahan pengungsi dan sumber air. Dan permusuhan seperti ini mungkin diselesaikan dengan cara hidup berdamai dan mengganti para pengungsi yang kehilangan tempat tinggal dengan tempat tinggal baru, serta memperbaiki kondisi kehidupan mereka, menempatkan mereka di berbagai wilayah, dan mendirikan pemerintahan sekuler yang hidup dibawah kaki tangan Yahudi ; yang menjadi dinding keamanan bagi negara Yahudi.
Tidaklah mereka semuanya mengetahui, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi adalah permusuhan yang terjadi semenjak dahulu kala, semenjak pemerintahan Islam pertama berdiri di Madinah Al-Munawarah dengan pimpinan Rasul (utusan Allah) untuk seluruh manusia yaitu Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjelaskan kepada kita tentang hakikat kedengkian Yahudi dan permusuhan mereka terhadap umat Islam, umat Tauhid.
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik ….” [Al-Ma’idah : 82]
Lihatlah bagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan Yahudi daripada orang-orang musyrik dalam permusuhan (terhadap umat Islam), padahal millah/kepercayaan orang kafir adalah satu, hanya saja mereka berbeda-beda tingkatan dalam permusuhan mereka terhadap umat Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ
“Orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka …” [Al-Baqarah : 120]
Semenjak awal kali kaum muslimin menghirup udara Islam : Orang-orang Yahudi telah melakukan permusuhan terhadap umat Islam dan Nabi mereka Shallalahu ‘alaihi wa sallam. Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak luput dari gangguan orang-orang Yahudi. Mereka telah berusaha membunuh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam tiga kali, (Pertama) mereka berusaha menimpakan batu ke kepala Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, (Kedua) mereka meletakkan racun dalam (makanan) yaitu paha kambing, (Ketiga) ketika Labid bin Al-Asham Al-Yahudi –semoga laknat Allah Subhanahu wa Ta’ala ditimpakan kepadanya- menyihir Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Inilah dia Amerika membekali orang-orang Yahudi dengan senjata tercanggih yang menghancurkan ; untuk membunuh anak-anak, wanita, orang tua penduduk Palestina yang beragama Islam, dan mereka menyibukkan dunia dengan pemilihan umum Amerika untuk menutup-nutupi korban-korban pemubunuhan yang dilakukan Yahudi terhadap penduduk Palestina yang muslim.
Inilah dia Inggris, membekali Yahudi dengan senjata penghancur yang menyebabkan korbannya terbunuh mengerikan, senjata yang menghentikan gerakan pemuda Palestina ; maka umat Islam ini adalah sasaran yang dituju oleh Yahudi dan penolong-penolongnya, baik pemudanya, para orang tua, anak-anak, dan para wanita.
Dan inilah penolong-penolong Yahudi, memalingkan umat dari luka-luka yang diderita penduduk Palestina yang muslim, menutupi kejahatan-kejahatan yang dilakuakn Yahudi dengan mengadakan acara-acara pertandingan-pertandingan olah raga, dan pertunjukan-pertunjukan yang menghilangkan kesadaran umat serta menidurkan mereka.
Apakah kaum muslimin tidak mengetahui, bahwa permusuhan kita dengan Yahudi adalah permusuhan aqidah, permusuhan budaya, permusuhan peradaban, permusuhan yang tidak akan dapat dihilangkan begitu saja ?!
Bukankah Yahudi telah membakar Masjidil Aqsa ? Bukankah mereka telah membuat lubang dibawah Masjidil Aqsa, agar Masjid Aqsa runtuh dengan sendirinya? Bukankah mereka telah membunuh kaum muslimin ketika sujud di bulan Ramadhan di Masjid Al-Khalil ?! Bukankah mereka telah membelah perut-perut wanita-wanita yang hamil, dan membunuh anak-anak yang masih menyusui, dan membakar tumbuh-tumbuhan maupun bangunan ?!
Bukankah orang-orang Yahudi berusaha merubah masjid-masjid di Palestina menjadai kafe-kafe minuman keras dan tempat perjudian ?! Bukankah mereka telah menjadikan sebagian masjid-masjid itu sebagai kandang-kandang binatang ternak dan tempat penimbunan sampah?
Lalu tiba-tiba ada yang menyatakan : Sesungguhnya permusuhan kita dengan Yahudi hanyalah permusuhan dalam memperebutkan wilayah perbatasan[1], dan jalan penyelesaiannya adalah : Mendirikan negara Palestina kecil, ibu kotanya di Al-Quds Asy-Syarif, supaya [pemeluk tiga agama (Islam, Kristen dan Yahudi) hidup (bersama) –demikianlah yang mereka kira-. Apakah mereka tidak mengetahui bahwa agama yang diridhoi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala hanyalah Islam ?! Atau apakah mereka tidak mengetahui bahwa nabi Ibrahim ‘Alaiahis Salam berlepas diri dari Yahudi dan Nashara disebabkan kesyirikan dan penyembahan berhala yang mereka lakukan?
مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيًّا وَلَا نَصْرَانِيًّا وَلَٰكِن كَانَ حَنِيفًا مُّسْلِمًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Ibrahim bukan orang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang hanif/lurus lagi muslim/berserah diri (kepada Allah) dan sekal-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik” [Ali-Imran : 67]
Sesungguhnya penyelesaian yang dipahami orang-orang Yahudi adalah Jihad –dengan menegakkan syarat-syarat jihad- untuk menegakkan kalimat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan orang-orang Yahudi tidak akan pernah menginginkan perdamaian, yang mereka inginkan hanyalah umat Islam menyerah, ruku’ dan menghinakan diri kepada mereka, dan menghapuskan makna Jihad dari kamus kaum muslimin, dan juga yang mereka inginkan hanyalah agar umat Islam menjadi budak Yahudi dan pekerja serta pegawai mereka, yang mana orang Yahudi memukul umat Islam dengan sandal-sandal mereka, dan menggiring umat Islam dengan cemeti mereka kapan saja mereka kehendaki.
Sesungguhnya hakekat permusuhan kita dengan Yahudi tidak akan berakhir dengan didirikannya negara kecil yang membawa syiar Islam, namun tidak menegakkan syari’at Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan bagaimana permusuhan ini bisa berakhir ! Sedangkan kaum muslimin membaca dalam shalatnya 17 kali sehari.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ
“(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (Nashara)” [Al-Fatihah : 7]
Yang dimaksud “mereka yang dimurkai” dalam ayat diatas adalah Yahudi, sedangkan yang dimaksud “orang-orang yang tersesat” adalah Nashara, sesuai kesepakatan ahli tafsir hingga hari kiamat. Maka peperangan yang menentukan, yang akan memusnahkan orang-orang Yahudi akan terjadi kelak, suatu hal yang tidak bisa dihalangi : Peperangan iman, peperangan dalam rangka (ibadah) karena Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kaum muslimin memerangi Yahudi, dan kaum muslimin akan membunuh mereka, hingga orang Yahudi bersembunyi dibelakang batu dan pohon, lalu batu dan pohon berkata : Wahai muslim! Wahai Abdullah ! Ini ada orang Yahudi dibelakangku kemarilah, bunuhlah ia kecuali pohon Ghorqod, sesungguhnya pohon ini adalah pohon orang Yahudi” [Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim]
Ini adalah janji yang benar dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berbicara dari hawa nafsu, janji yang akan memastikan akhir permusuhan (umat Islam) melawan Yahudi, tidak sebagaimana gambaran surat-surat kabar yang tersesat dan menyesatkan.
[Majalah Al-Ashalah edisi 30, hal.5-6, Penerjemah Abu Hasan Arif]
[Disalin dari Majalah Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah, Edisi 15 Th III Rajab 1426H/Agustus 2005M, Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad Surabaya, Jl Sultan Iskandar Muda 46 Surabaya]
_______
Footnote
[1]. Mahmud Abdul Halim (salah seorang murid generasi pertama Hasan Al-Banna –pendiri gerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir) membuat pasal pembahasan dengan judul “Fi Qadhiyyatul Filistin” (Tentang Permasalahan Palestina) dalam kitabnya yang berjudul “Al-Ikhwan Al-Muslimun Ahdats Sona’at At-Tarikh”, ia menceritakan tentang Lajnah Amerika Inggris dalam perkara Palestina, dimana Hasan Al-Banna menghadiri rapat dengan lajnah itu dan menyampaikan ceramahnya.
Hasan Al-Banna berkata :
“Hal yang ingin saya sampaikan adalah hal yang sederhana dari sisi agama, karena hal ini terkadang tidak dimengerti oleh dunia Barat, oleh karena itu saya ingin menjelaskannya secara ringkas : Saya tegaskan, bahwa permusuhan kita terhadap Yahudi bukanlah permusuhan agama, karena Al-Qur’an menganjurkan persaudaraan dan menjalin pershabatan dengan mereka, dan agama Islam adalah syari’at insaniyyah (syari’at manusia) sebelum menjadi syari’ah kaumiyyah (syariat suatu kaum), agama Islam juga memuji mereka, dan menjadikan kesepakatan antara kita dengan mereka.
“Artinya : Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli kitab, melainkan dengan cara yang paling baik” [Al-Ma’idah : 46]
Ketika Al-Qur’an memuat masalah Yahudi, Al-Qur’an hanya membicarkan dari sisi ekonomi dan undang-undang, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Artinya : Maka disebabkan kezaliman orang-oran Yahudi, Kami haramkan atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan bagi mereka” [An-Nisa : 160]
Demikian pula DR Yusuf Al-Qardhawi mengatakan :
“Sesungguhnya kami tidak memerangi kalian (Yahudi) lantaran aqidah Yahudi yang kalian anut, dan bukan pula lantaran bangsa kalian adalah bangsa Yahudi” (Majalah Al-Bayan edisi 124, lihat kitab Al-Qardhawi Fil Mizan hal. 218, -pent)
Asy-Syaikh Salim bin Id Al-Hilali –hafidhaullah- memberi komentar terhadap perkataan Al-Banna diatas dengan mengatakan : “Sesungguhnya perkataan Al-Banna menghancurkan dan bukannya membangun ; menghancurkan puluhan ayat Al-Qur’an yang menunjukkan dengan dalil yang pasti bahwa permusuhan terhadap Yahudi adalah permusuhan agama, diantara ayat-ayat itu adalah.
“Artinya : Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu” [An-Nisa : 101]
“Artinya : Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik” [Al-Maidah : 82]
“Artinya : Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka” [Al-Baqarah : 120]
“Artinya : Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari kemudian dan mereka tidak mengharamkan apa yang telah diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang ) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jiyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk” [At-Taubah : 29]
Sesungguhnya Yahudi adalah manusia yang paling memusuhi orang yang beriman, dan mereka adalah makhluk yang paling jahat. (Lihat kitab Al-Jama’at Al-Islamiyyah Di Dhauil Kitab was Sunnah …., karya Asy-Syaikh Salim Al-Hilali, hal. 284-285, -pent)
---------------------------------------------------------------------------------------------
Yahudi adalah satu bangsa yang rusak dan pembuat makar. Ini merupakan hukum Allah terhadap mereka. Pada kesempatan ini kami akan berusaha untuk memaparkan sebagian sifat dan akhlaq mereka yang di ambil dari Kitab Allah yang Maha Bijaksana dan Maha mengetahui tentang mereka dan juga diambil dari Sunnah Rasulullah, yang beliau tidaklah mengucapkan sebuah perkataan berdasarkan nafsunya. Karena keterbatasan ringkasan ini, sehingga tidak mungkin untuk menyebutkan sifat dan akhlaq mereka secara rinci, maka kami sebutkan sebagian contoh dari sifat dan akhlaq mereka, diantaranya adalah:
1. Menyembunyikan Kebenaran Dan Menyembunyikan Ilmu.
Sehingga mereka berani menyembunyikan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada mereka. Mereka tidak merasa takut untuk mengingkari dan menyembunyikannya selama itu tidak menguntungkan tujuan dan maksud mereka yang jelek. Allah berfirman:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لِمَ تَلْبِسُونَ الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ
"Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan antara yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui".[ali Imran: 71]
2. Khianat, Ingkar Janji Dan Membuat Tipu Muslihat.
Dengan kebodohan dan kesombongan mereka, mereka akan membuat tipu muslihat terhadap Allah, padahal tidaklah mereka membuat tipu muslihat kecuali pada diri mereka sendiri, akan tetapi mereka tidak menyadari. Mereka telah beberapa kali berkhianat kepada nabi Musa Alaihissallam, kemudian berkhianat dan mengingkari janji kepada para nabi sesudahnya. Begitu pula kepada nabi Isa Alaihissallam. Mereka juga berkhianat kepada Allah dan rasul-Nya di Madinah, ketika mereka melanggar perjanjian dan bergabung dengan orang-orang musyrik, dan mereka berambisi untuk membunuh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sehingga beliau mengusir mereka dari Madinah.
3. Dengki
Mereka mempunyai rasa dengki kepada manusia dalam segala hal, bahkan dalam hal petunjuk dan wahyu yang datang dari Allah. Allah berfirman:
وَدَّ كَثِيرُُ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
"Sebagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran". [al-Baqarah 109]
Dan juga firmanNya:
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَآءَاتَاهُمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ
"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya ?". [an-Nisa’ 54]
4. Merusak, Mengobarkan Fitnah Dan Peperangan.
Allah berfirman:
كُلَّمَآ أَوْقَدُوا نَارًا لِّلْحَرْبِ أَطْفَأَهَا اللهُ وَيَسْعَوْنَ فِي اْلأَرْضِ فَسَادًا وَاللهُ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
"Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan". [al-Maidah 64]
5. Merubah Kalamullah Dan Syari’atNya Serta Berdusta Atas Nama Allah Dengan Apa-Apa Yang Sesuai Dengan Hawa Nafsu Dan Tujuan Mereka Yang Rusak.
Allah berfirman:
يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَنَسُوا حَظًّا مِمَّا ذُكِّرُوا بِهِ
"Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya". [al-Maidah : 13]
مِّنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ
"Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merobah perkataan dari tempat-tempatnya". [an-Nisa’ : 46]
وَإِنَّ مِنْهُمْ لَفَرِيقًا يَلْوُونَ أَلْسِنَتَهُم بِالْكِتَابِ لِتَحْسَبُوهُ مِنَ الْكِتَابِ وَمَا هُوَ مِنَ الْكِتَابِ وَيَقُولُونَ هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَمَا هُوَ مِنْ عِندِ اللهِ وَيَقُولُونَ عَلَى اللهِ الْكَذِبَ وَهُمْ يَعْلَمُونَ
"Sesungguhnya di antara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al-Kitab, supaya kamu menyangka apa yang dibacanya itu sebagian dari Al-Kitab, padahal ia bukan dari Al-Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah, sedang mereka mengetahui". [ali Imran : 78]
Dan apabila ada hukum agama yang tidak sesuai dengan nafsu mereka, mereka mencari-cari alasan untk melanggar ketentuan Allah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَاتَلَ اللهُ الْيَهُوْدَ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِمُ الشُّحُوْمَ فَبَاعُوْهَا وَأَكَلُوا أَثْمَانَهَا
"Semoga Allah membinasakan orang-orang Yahudi, Allah telah mengharamkan gajih/lemak atas mereka, lalu mereka menjual gajih/lemak tersebut dan memakan hasil penjualannya".[HR. Bukhari dan Muslim]
Sebagaimana hal tersebut terjadi pada kisah hari sabtu.
6. Berkata Jorok/Tidak Sopan Dan Kurang Adab.
Hal ini timbul dari sikap mereka yang suka merendahkan golongan-golongan dan umat-umat selain mereka, bahkan sampai merendahkan para nabi dan menghina mereka. Suatu ketika mereka lewat di hadapan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata:
اَلسَّامُ عَلَيْكَ
(kebinasaan atas kamu).
Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan dari sekelompok para shahabat bahwa suatu ketika serombongan orang-orang Yahudi datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, lalu mereka berkata:
اَلسَّامُ عَلَيْكَ يَا أَبَا الْقَاسِمِ
(kebinasaan atas kamu wahai Abul Qasim), lalu beliau menjawab:
وَعَلَيْكُمْ
(dan atas kalian juga).
Oleh karena itu telah shahih di dalam Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa seorang muslim hendaklah menjawab salam orang-orang kafir dengan
وَعَلَيْكَ
(dan atas-mu juga).
untuk menjawab salam penghormatan dengan yang sepadan, sedangkan orang yang lebih dahulu berbuat jelek itu lebih zhalim.
7. Merendahkan Orang Lain.
Mereka menyangka bahwa merekalah bangsa yang dipilih oleh Allah, dan bahwa mereka adalah para wali Allah dan kekasih-kekasihNya, dan hanya merekalah penduduk sorga dan yang paling berhak untuk mendapat ridha dan rahmatNya. Orang-orang Yahudi memberikan julukan kepada kaum Muslimin, orang-orang Nashrani dan umat lainnya dengan Umamiyyin atau Umiyyin (orang-orang yang buta huruf). Oleh karenanya mereka menghalalkan harta, darah dan kehormatan bangsa-bangsa lain itu. Bahkan mereka memandang bangsa-bangsa lain itu seperti binatang ternak yang tunduk kepada orang-orang Yahudi. Allah telah menyebutkan perkataan mereka dalam firmanNya:
لَيْسَ عَلَيْنَا فِي اْلأُمِّيِّينَ سَبِيلُُ
"Tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi". [ali Imran : 75]
Maksudnya: kami tidak berdosa mengambil harta mereka dan merampas hak-hak mereka! dan mereka adalah mangsa untuk kami (Yahudi). Mereka juga menyebutkan di dalam rencana-rencana mereka: bahwa orang-orang selain Yahudi seperti sekawanan kambing dan kamilah serigalanya, tahukah kalian apa yang akan diperbuat terhadap sekawanan kambing itu ketika srigala-srigala menembus kandangnya.
8. Keras hati
Hal ini merupakan adzab Allah kepada mereka, karena mereka menyelisihi perintah-perintahNya dan provokasi-provokasi mereka terhadap rasul-rasulNya. Allah berfirman:
فَبِمَا نَقْضِهِم مِّيثَاقَهُمْ لَعَنَّاهُمْ وَجَعَلْنَا قُلُوبَهُمْ قَاسِيَةً
"(Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuk mereka, dan kami jadikan hati mereka keras membatu". [al-Maidah: 13]
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً
"Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi". [al-Baqarah: 74]
9. Serakah, Tamak Dan Ambisius Terhadap Kehidupan Dunia.
Allah berfirman:
وَلَتَجِدَنَّهُمْ أَحْرَصُ النَّاسِ عَلَى حَيَاةٍ
"Dan sungguh kamu akan mendapati mereka (Yahudi), seloba-loba manusia kepada kehidupan (di dunia)". [al-Baqarah: 96]
10. Membenci Kaum Muslimin Dan Selalu Membuat Makar Terhadap Mereka.
Allah berfirman:
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik". [al-Maidah : 82]
Inilah sebagian contoh sifat dan tabi’at mereka, yang –tentulah- tidak hanya terbatas ini saja. ***
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 08/Tahun V/1422H/2001M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
_______
Footnote
[1]. Diterjemahkan oleh Adi Abdul Jabbar dari kitab Al-Mujaz Fil Adyan Wal Madzahib Al-Mu’ashirah, hal: 31-35, karya DR. Nashir bin Abdullah Al-Qifari dan DR. Nashir bin Abdul Karim Al-‘Aql
Tidak ada komentar:
Posting Komentar